Hi, Assalamualaikum Warahmatulahi Wabarakatuh.
Bismillahirahmanirahim.
Kali ini aku bakal share penjelasan materi mata kuliah RPL Pertemuan 14 yaitu mengenai Implementasi dan Pemeliharaan.
Semoga Bermanfaat! ✨
1.
Implementasi
PL
Perancangan dan implementasi PL merupakan tahap dalam
proses RPL dimana dikembangkan sistem PL yang dapat dieksekusi. Implementasi ialah
proses mewujudkan desain sebagai sebuah program. RPL mencakup semua kegiatan
yang terlibat dalam pengembangan PL dari persyaratan awal sistem hingga
pemeliharaan dan pengelolaan sistem yang digunakan. Implementasi dapat
melibatkan pengembangan program atau menyesuaikan dan mengadaptasi sistem
generik, off-the-shelf untuk memenuhi persyaratan khusus dari suatu organisasi.
Aspek implementasi yang sangat penting untuk RPL :
a.
Reuse
: Sebagian besar PL modern dibangun dengan menggunakan kembali komponen atau
sistem yang ada. Penggunaan ulang (reuse) PL dimungkinkan pada sejumlah level
yang berbeda : 1. Tingkat Abstraks. Pada tingkat ini, tidak menggunakan reuse
software secara langsung tetapi menggunakan pengetahuan abstraksi dalam desain
PL menggunakan pola desain dan pola arsitektur. 2. Tingkat Objek. Pada tingkat
ini, langsung menggunakan reuse objects dari library daripada menulis kode
sendiri. 3. Tingkat Komponen. Komponen adalah kumpulan objek dan kelas objek
yang beroperasi bersama untuk menyediakan fungsi dan layanan terkait. Pada
tingkat ini harus menyesuaikan dan memperluas komponen dengan menambahkan
beberapa kode sendiri. 4. Tingkat Sistem. Pada tingkat ini, menggunakan kembali
seluruh sistem aplikasi. Biasanya melibatkan beberapa jenis konfigurasi sistem.
Dapat dilakukan dengan menambahkan dan memodifikasi kode atau dengan
menggunakan antarmuka konfigurasi sistem sendiri.
Keuntungan menggunakan reuse
software yang ada: a. Dapat mengembangkan sistem baru dengan lebih cepat b.
Dengan risiko pengembangan yang lebih sedikit dan juga biaya yang lebih rendah
c. Karena reuse software yang digunakan telah diuji dalam aplikasi lain,
sehingga lebih dapat diandalkan daripada PL baru.
Biaya yang terkait dengan
penggunaan kembali: 1. Biaya waktu yang dihabiskan dalam mencari PL untuk
digunakan kembali dan menilai apakah sudah memenuhi kebutuhan atau tidak, dan
menguji PL untuk memastikan bahwa dapat bekerja di lingkungan sistem. 2. Biaya
membeli PL yang dapat digunakan kembali. 3. Biaya untuk adaptasi dan
mengkonfigurasi komponen PL/sistem yang dapat digunakan kembali. 4. Biaya untuk
mengintegrasikan elemen reuse software yang dapat digunakan satu sama lain
(jika menggunakan PL dari sumber yang berbeda) dan dengan kode baru yang telah
dikembangkan.
b.
Configuration
Management : Selama proses pengembangan, banyak versi yang berbeda dari setiap
komponen PL. Manajemen konfigurasi merupakan proses rekayasa sistem untuk
menetapkan dan mempertahankan konsistensi dari kinerja produk, fungsional, dan
atribut fisik dengan persyaratan, desain, dan informasi operasional sepanjang
hidupnya. Tujuan dari manajemen konfigurasi adalah untuk mendukung proses
integrasi sistem sehingga semua pengembang dapat mengakses kode dan dokumen
dengan cara yang terkontrol, mencari tahu perubahan yang telah dibuat, dan
mengkompilasi dan menghubungkan komponen untuk membuat sistem.
Tiga aktivitas dasar manajemen
konfigurasi: 1. Version Management, dukungan diberikan untuk melacak berbagai
versi komponen PL, mencakup fasilitas untuk mengkoordinasikan pengembangan oleh
beberapa programmer. 2. Integrasi sistem, dukungan disediakan untuk membantu
pengembang menentukan versi komponen yang digunakan untuk membuat setiap versi
sistem. 3. Pelacakan masalah, dukungan diberikan untuk memungkinkan user
melaporkan bug dan masalah lain, dan memungkinkan semua pengembang untuk
melihat siapa yang bekerja pada masalah ini dan memperbaikinya.
c.
Host-Target
Development : Produksi PL biasanya tidak dijalankan pada komputer yang sama
dengan lingkungan pengembangan PL. Pengembangan pada satu komputer (sistem
host) dan dijalankan pada komputer yang terpisah (sistem target). PL
dikembangkan pada satu komputer (host), tetapi berjalan pada mesin yang
terpisah (target). Platform lebih dari sekedar perangkat keras, termasuk sistem
operasi yang terinstal ditambah perangkat lunak pendukung lainnya seperti DBMS,
platform pengembangan, dan lingkungan pengembangan interaktif. Platform
pengembangan dan eksekusi adalah sama, sehingga memungkinkan untuk
mengembangkan PL dan mengujinya di mesin yang sama. Tetapi terkadang sering
berbeda sehingga perlu memindahkan PL yang dikembangkan ke platform eksekusi
untuk menguji atau menjalankan simulator pada mesin untuk pengembangan.
Platform pengembangan PL harus
menyediakan berbagai alat untuk mendukung proses RPL, termasuk: 1. Sebuah
kompilator terintegrasi dan sistem pengeditan yang dirancang secara sintaks
yang memungkinkan untuk membuat, mengedit, dan mengkompilasi kode. 2. Sistem
debug bahasa. 3. Alat pengeditan grafis, seperti alat untuk mengedit UML. 4.
Alat pengujian, seperti JUnit yang dapat menjalankan serangkaian tes secara
otomatis pada versi baru program. 5. Alat dukungan proyek yang membantu
mengatur kode untuk berbagai proyek pengembangan.
Diperlukan keputusan tentang
bagaimana PL yang dikembangkan akan digunakan pada platform target. Pertimbangan
dalam membuat keputusan adalah: 1. Persyaratan perangkat keras dan perangkat
lunak dari suatu komponen 2. Ketersediaan persyaratan sistem 3. Komunikasi
komponen, jika ada tingkat lalu lintas komunikasi yang tinggi antar komponen.
2.
Pemeliharaan
(Maintenance)
Pemeliharaan PL adalah suatu
aktivitas yang sangat luas yang sering digambarkan mencakup semua pekerjaan
yang dibuat di suatu sistem setelah PL beroperasi. Aktivitas meliputi: a.
Penambahan atau perbaikan program, seperti penambahan fungsi baru, dan
perbaikan tampilan. b. Perbaikan terhadap kesalahan yang timbul c. Penghapusan
kemampuan kualitas d. Peningkatan pencapaian & memperluas daya guna untuk
memenuhi kebutuhan user yang semakin bertambah d. Menyesuaikan PL untuk memenuhi
lingkungan yang berubah. Adapun kategori Pemeliharaan PL yaitu :
a.
Pemeliharaan
Korektif (Corrective Maintenance) : Perbaikan program akibat adanya kesalahan. Pekerjaan
pemeliharaan sistem harus dilakukan terlebih dahulu di lingkungan pengujian,
dan kemudian dimigrasikan ke operasional sistem. Situasi terburuk adalah
kegagalan sistem. Jika keadaan darurat terjadi, tim pemeliharaan mencoba
memperbaiki masalah dengan segera, sementara permintaan sistem tertulis
disiapkan dan ditambahkan ke log pemeliharaan. Ketika sistem beroperasi
kembali, tim pemeliharaan menentukan penyebabnya, menganalisa masalah, dan
mendesain solusi permanen. Kemudian memperbarui file data, menguji sistem
secara menyeluruh, dan menyiapkan dokumentasi lengkap.
b.
Pemeliharaan
Adaptif (Adaptive Maintenance) : Penyesuaian dengan lingkungan yang baru,
seperti penerapan pada platform di lingkungan yang baru, format tampilan
printer, dll. Pemeliharaan adaptif menambahkan peningkatan pada operasional
sistem dan membuat sistem lebih mudah digunakan berupa peningkatan fitur
baru/perubahan. Misal: layanan baru, teknologi manufaktur baru, atau dukungan
untuk operasi berbasis web baru. Pemeliharaan adaptif membutuhkan lebih banyak
sumber daya departemen IT daripada pemeliharaan korektif. Pemeliharaan adaptif
bisa lebih sulit daripada pengembangan sistem baru karena penyempurnaan harus
bekerja dalam batasan sistem yang ada/baru.
c.
Pemeliharaan
Perfektif (Perfective Maintenance) : Terjadi pada saat pengguna sistem atau
stakeholder merubah requirement dari sistem yang dibangun. Melibatkan perubahan
operasional sistem agar lebih efisien, dapat diandalkan, dan dapat dipelihara. Permintaan
untuk pemeliharaan korektif dan adaptif biasanya berasal dari pengguna,
sedangkan departemen IT biasanya memulai pemeliharaan perfektif. Pemeliharaan
perfektif dapat meningkatkan keandalan sistem. Misalnya, masalah input dapat
menyebabkan program berhenti secara tidak normal, sehingga diperlukan program
yang dapat menangani masalah tsb. Semakin banyak program berubah, semakin besar
ketidakefisienan dan sulit dipertahankan.
d.
Pemeliharaan
Preventif (Preventive Maintenance) : Berhubungan dengan prediksi yang akan
datang, seperti penggunaan anti virus untuk keamanan data, back-up data dan
program. Untuk menghindari masalah, pemeliharaan preventif membutuhkan area
analisis dimana masalah mungkin terjadi. Pemeliharaan preventif menghasilkan
peningkatan kepuasan pengguna, downtime yang menurun, dan pengurangan biaya. Pemeliharaan
harus dilayani oleh teknisi yang ahli sehingga kualitas pemeliharaan akan
langsung mempengaruhi keberhasilan organisasi.
3.
Pemeliharaan
Manajemen
a.
Tim Pemeliharaan : 1. Systems Administrator
Bertanggung jawab untuk pemeliharaan rutin dan berwenang mengambil tindakan
pencegahan untuk menghindari keadaan darurat. Seperti kerusakan server,
pemadaman jaringan, insiden keamanan, dan kegagalan perangkat keras. 2. Systems
Analyst Bertugas menyelidiki dan menemukan sumber masalah dengan menggunakan
keterampilan analisis dan sintesis. Analisis: memeriksa keseluruhan unsur-unsur
individu. Sintesis: mempelajari bagian-bagian untuk memahami keseluruhan
sistem. 3. Programmer aplikasi bekerja pada pengembangan dan pemeliharaan sistem
baru. Programmer sistem berkonsentrasi
pada perangkat lunak dan utilitas sistem. Programmer basis data fokus pada
pembuatan dan dukungan sistem basis data skala besar.
b.
Permintaan
Pemeliharaan : Pengguna mengirimkan sebagian besar permintaan untuk pemeliharaan
korektif dan adaptif ketika sistem tidak berfungsi dengan baik, atau jika
mereka menginginkan fitur baru.
1. Determinasi Awal Ketika pengguna
mengajukan permintaan pemeliharaan, administrator membuat penentuan awal, jika
permintaan memerlukan perhatian segera, administrator akan mengambil tindakan
sekaligus.
2. Komite Peninjau Sistem Ketika
suatu permintaan melebihi tingkat biaya yang telah ditentukan atau melibatkan
perubahan konfigurasi utama, komite peninjau sistem akan menetapkan prioritas,
atau menolaknya.
3. Penyelesaian Tugas Administrator
sistem bertanggung jawab untuk mempertimbangkan pengalihan tugas di antara staf
IT atau membatasi tugas pemeliharaan kepada individu atau tim tertentu agar
tugas dapat diselesaikan dengan baik.
4. User Notification Pengguna yang memulai permintaan pemeliharaan mengharapkan tanggapan yang cepat, terutama jika situasi tersebut secara langsung mempengaruhi pekerjaan mereka. Bahkan ketika tindakan korektif tidak dapat terjadi dengan segera, pengguna akan menghargai umpan balik dari administrator sistem dan harus terus diberitahu tentang keputusan atau tindakan yang akan mempengaruhi pengguna.
Comments
Post a Comment